TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Pertaruhan Kedudukan {9}



Pertaruhan Kedudukan {9}

0 "Yang Mulia, Yang Mulia Raja!" teriakan itu membuat dada Chen Liao Xuan sesak. Untuk kemudian dia berhenti di salah satu halaman belakang kediamannya. Cheng Wan Nian langsung merengkuh tubuh Chen Liao Xuan dari belakang. Dia merengkuh dengan sangat erat karena dis tidak ingin berpisah lagi dengan Chen Liao Xuan untuk sampai kapan pun itu. "Apakah benar yang Yang Mulia katakan tadi? Jika hamba adalah yang tersayang milik Yang Mulia? Apakah benar itu, Yang Mulia? Hamba mohon tolong jawab pertanyaan hamba, Yang Mulia!" kata Cheng Wan Nian frustasi.     
0

"Jika iya pun apa gunanya, Selir Cheng. Di mataku kau telah kotor, kau telah dikotori oleh semua Kasim dan laki-laki yang ada di istana ini, di mataku sekarang, sosok berhargaku telah hancur. dan sama halnya seperti keramik yang aku miliki yang setiap kali aku sangat sayang, jika keramik itu hancur, maka dengan cara apa pun keramik itu tidak akan pernah bisa kembali utuh. Seberusaha apa pun menyatukannya, bekasnya akan terlihat nyata,"     

Kini Cheng Wan Nian tampak menggelengkan kepalanya, dia kemudian mundur dengan sangat sempurna.     

"Tidak, Yang Mulia. Tidak...," kata Cheng Wan Nian. "Yang Mulia tidak mencintai hamba! Sebab kalau Yang Mulia mencintai hamba, pastilah Yang Mulia tidak akan pernah mencintai Dayang Liu! Pastilah Yang Mulia tidak akan mengabaikan hamba! Yang Mulia mengabaikan hamba setelah ada Dayang Liu!" teriak Cheng Wan Nian lagi.     

Dia benci, dia benci menjadi seperti ini, dia benci dibodohi seperti ini. Dia rasanya ingin memaki semua orang yang ada di sini. Tapi dia sendiri tidak bisa. Tentang ambisinya, tentang keinginannya menjadi seorang Ratu, adalah karena rasa kecewanya kepada Chen Liao Xuan yang telah mencampakannya. Tidak lebih dari itu.     

"Apakah kau pikir yang kulakukan kepadamu selama ini adalah hal yang bisa disebut dengan mengabaikan? Selama ini akulah yang selalu memilihmu agar kamu menang dalam hal apa pun itu, satu-satunya Selir yang selalu menemaniku setiap malam, satu-satunya Selir yang selalu aku berikan tempat di sisiku, satu-satunya Selir yang selalu melakukan apa pun di sisiku tapi aku tak pernah sama sekali untuk keberatan. Dan hanya karena adanya Dayang Liu, Dayang kamar yang kau sendiri yang merekomendasikan hal ini. Tapi bagaimana bisa kau cemburu dengan hal itu? Kau tahu bukan jika aku ini Raja, aku bukan rakyat jelata yang tak bisa untuk kau miliki selamanya. Jadi kau seharusnya tahu tentang itu, Selir Cheng. Dan tentang apa yang kau lakukan, aku tak bisa untuk lupa. Bahkan apa pun itu aku tak bisa untuk melupakannya. Maafkan aku jika mungkin aku telah membuatmu kecewa, tapi percayalah aku akan lebih kecewa lagi dengan apa yang kau lakukan ini,"     

Chen Liao Xuan pun langsung pergi, membuat Cheng Wan Nian langsung terduduk dengan sempurna. Dia langsung menangis dengan semua yang terjadi, dia seolah menyesal dengan apa yang telah dia lakukan selama ini. Dia merasa menjadi sosok yang kotor. Menjadi sosok yang tak pantas untuk dicintai oleh siapa pun, bahkan dia merasa telah menjadi istri yang paling durhaka di dunia ini.     

Sementara di sisi lain, Jiang Kang Hua tampak berada di atas bukit paling tinggi di kerajaan iblis itu. Kemudian dia menengadahkan wajahnya ke langit. Dia ingin bertemu dengan Li Qian Long, tapi dia tidak tahu bagaimana cara memanggil Dewa Tertinggi Kerajaan Langit itu. Dan yang bisa dia lakukan hanyalah berdiri di sini dengan bodoh, berharap jika Li Qian Long akan datang menemuinya. Dia harus bertemu dengan Li Qian Long sebelum buku yang dia pegang ini dicari oleh Li Zheng Xi dan dia akan tertangkap basah telah membawa buku tersebut.     

"Dewa Li! Apakah kau mendengarku? Apakah kau mendengarku, Dewa Li? Aku sangat ingin bertemu denganmu! Aku mohon Dewa Li! Ada hal penting yang ingin aku beritahukan kepadamu! Tentang apa yang kau suruh aku mencarinya, sepertinya aku telah menemukannya Dewa Li!" teriak Jiang Kang Hua bahkan sampai suaranya serak.     

Ya, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia adalah iblis, lantas bagaimana semuanya terjadi, bagaimana dia harus mencari cara untuk memanggil Li Qian Long. Apakah dia harus melakukan sebuah ritual? Jiang Kang Hua benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.     

Namun, saat Jiang Kang Hua tertunduk, saat dia telah putus asa dan dia ingin kembali ke istana, langkahnya terhenti, saat dia melihat sebuah cahaya yang mulai menyilaukan mata.     

"Dewa Li?!" pekik Jiang Kang Hua, dia benar-benar sangat senang melihat Li Qian Long ada di depannya. Untuk kemudian dia mendekat dengan begitu antusias.     

"Suaramu benar-benar mengganggu indera pendengaranku. Apakah kau ingin membuatku menjadi tuli?" kata Li Qian Long dengan mimik wajah kesalnya.     

Jiang Kang Hua hanya bisa tersenyum lebar, kemudian dia memberi hormat kepada Li Qian Long.     

"Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan, Panglima Jiang? Hal apa yang ingin kau katakan sampai kau seperti ini?" tanya Li Qian Long lagi.     

"Hamba telah mengetahui sesuatu, Dewa Li. Tentang sebuah buku rahasia langit, dan tentang sosok yang kemungkinan besar telah menikam Dewi Anqier dari istana langit sehingga membuat Putra Mahkota Kerajaan Langit sampai menjadi Raja Iblis. Hamba tahu semuanya,"     

"Siapa? Jelaskanlah kepadaku dengan rinci dan tenang,"     

"Apakah orang itu adalah Penasihat Li? Lebih tepatnya Li Zheng Xi?" tebak Jiang Kang Hua. Li Qian Long tak langsung mengiyakan atau mengatakan apa pun, dia tampak diam seolah menunggu Jiang Kang Hua memberikan alasan kenapa dia bisa mencurigai Li Zheng Xi.     

"Pertama, saat Dewa Li menyuruhku untuk mencari siapa gerangan yang merupakan penyusup itu, aku memutuskan untuk menemui guruku yang ada di alam manusia. Lantas guruku memberikanku dua buah kesemek, di mana siapa yang memakan kesemek itu akan mengeluarkan aura aslinya. Jika aura itu putih maka sosok tersebut adalah Dewa, dan jika hitam sosok tersebut adalah iblis. Dan Penasihat Li telah kubuat untuk memakan buah kesemek itu. Dan benar saja, di balik cahaya hitam dia juga memiliki cahaya putih yang cukup terang. Di situlah aku tahu, jika Penasihat Li adalah sama dengan Putra Mahkota. Terlebih lagi dulu, keduanya ditemukan bersama, dan yang membuatku berpikir seperti itu adalah karena dia sempat berkata jika dia akan melakukan berbagai cara untuk mempertahankan Yang Mulia Raja tetap berada di singgasananya dan dia akan menyingkirkan wanita mana pun yang membuat Yang Mulia Raja kehilangan kedudukannya dan membuat Yang Mulia Raja menjadi lemah. Jelas sekali jika hal tersebut tercermin jika Penasihat Li memiliki ambisinya sendiri. Bukan karena dia seorang Penasihat yang patuh kepada rajanya, tapi dia adalah Penasihat yang terlalu berambisius agar rajanya bisa seperti apa yang dia inginkan. Itulah yang kubaca dari saat itu, dia benar-benar berbahaya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.